Kamis, 28 Januari 2021

Membuat Surat Keterangan Domisi di Sekitar ITERA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,



--- Wooolly shocked! pagi ini saya melihat ular di pinggir jalan raya. Ukurannya sekitar diameter jari telunjuk dan gesit bergerak menjijikan. Terlihat juga penjual buah dekat kosan saya yang setengah pucat mengusirnya; Ini kali kedua dalam seumur hidup saya bisa melihat ular secara bebas di luar kondisi khusus seperti pertunjukan topeng monyet atau display kebun binatang. Sungguh saya tidak mau lagi mengulang kasus pembunuhan ular kecil dengan roda sepeda anak usia 7 tahun. Trauma banget!

Well, saya mau mengulas kegiatan pagi ini yang membuat saya terkesima. Way Huwi, Lampung Selatan yang literally cukup 15min ke pusat kota (where Sbux, Breadtalk, and any basic stuffs kota pak Anies are) ternyata benar-benar cukup mampu menawarkan konsep slow living yang saya idamkan.

Selama ini saya kurang sadar kalo jalur lintas kosan menuju warung makan yang saya lalui setiap hari sangat dekat dengan pintu kantor desa aka balai desa. Tampilan muka yang cukup berantakan membuat kantor penting ini tertutup tangkapan mata.

Saat saya melangkah kedalamnya, wah! ada staff balai desa yang asyik ngerokok~ dengan baju layaknya bapak-bapak bos warung kelontong. Mulanya saya kira Beliau adalah tamu yang sedang mengurus dokumen. Sejauh ini Beliau ramah dan mampu memberikan informasi dasar yang saya butuhkan.

Untungnya, pelayanan di loket administrasi sangatlah cepat. Saya tidak kuat menghirup asap rokok kretek yang intensitasnya pekat menurut standar saya. Loket tersebut dijaga oleh seorang mba-mba yang mungkin lulus SMA atau D3 atau S1. Mba yang satu ini tidak kalah ramah dan berpenampilan profesional layaknya seseorang yang on duty. Nice! Proses permintaan surat keterangan domisili yang saya butuhkan alhamdulillah bisa segera dibuatkan. Alhamdulillah lagi, Pak Kepala Desa Way Huwi sedang berada di lokasi. Penampilan Beliau kurang lebih sama seperti Bapak yang saya sebutkan sebelumnya.

Tapiiii.. yang ingin saya highlight pada tulisan ini adalah bagaimana bentuk dokumen saya dikemas. Umumnya surat resmi akan dimasukan ke dalam amplop lengkapdengan kop surat. Basiclah~ tapi kalo disini, surat saya dimasukan ke dalam amplop daur ulang berbahan kertas hvs bekas. SAYA SUKA SEKALI!!! jika apresiasi saya bisa menambah poin penilaian kinerja mereka maka saya akan sangat bersedia memberikannya secara tertulis.

Saya amat jengah mengenang masa-masa lingkungan saya yang begitu mengagungkan negara eropa barat khususnya Belanda dalam segi recycle culture-nya. Padahal di Indonesia ada juga loh, bahkan dalam urusan administrasi resmi pemerintah yang baru saja saya alami. "Kita" aja yang kurang jalan-jalan. Contohnya ya saya yang memang bukan tipe orang yang suka berpergian tanpa keperluan.

Tenaaang, tidak hanya Belanda yang sulit mendapatkan rasa cinta saya tetapi juga Jepang. Entah guru sejarah saya yang terlalu pintar menjelaskan kisahnya atau *apalah you name it* yang mempersilakan saya bersinggungan dengan beberapa detail sejarah hitam tersebut. Walau begitu saya terus berusaha untuk bersikap adil tapi sayangnya saya masih tidak bisa dengan mudah mengapresiasi keduanya.

Bagi kalian yang membutuhkan surat keterangan domisili di Way Huwi aka sekitar ITERA (Institut Teknologi Sumatera), silakan datang kesana. Syaratnya cukup membawa selembar fotokopi kartu keluarga. Cuma itu. Tanpa biaya administrasi, gratis tinggal pulang. Bawalah tissue yang cukup untuk menghalau asap rokok di ruangan bagi yang memiliki tingkat sensitivitas tertentu (masker aja ga cukup). Jangan lupa bersikap ramah sebagai pendatang~

Tips:

--- agak sulit cari kosan dengan parkiran mobil, mengendarai motor disini cukup mengerikan bagi saya; kalo tidak terlalu jauh, saya sarankan berjalan kaki saja dan siapkan sepatu yang super nyaman

Berikut dokumentasi yang coba saya abadikan:

Sabtu, 23 Januari 2021

Membuat surat keterangan sehat rohani di RSJD Lampung aka RSJ Kurungan Nyawa

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, 


 --- Kali ini hanya pake motor, lumayan sangat ribet untuk cek map tapi gampang muter balik kalo salah belok 


Bagi yang masih asing di daerah ini mungkin bawaannya was-was takut nyasar keluar kota. Apalagi kalo mulai terasa jalanan sepi dan terlihat pemandangan bukit, gunung, atau kebun yang agak luas. Ada satu yang menarik bagi saya, saluran airnya bersih~ airnya masih bening terlihat bagian dasarnya. 

 
Sayang saya sedang terburu-buru jadi dokumentasinya amat terbatas. Gedungnya cukup tua, mungkin di malam hari sangat mengerikan. Tapi, hampir semua petugasnya sangat ramah dan informatif. Mulai dari satpam, penjaga pintu karcis, staf umum bagian legalisir, ibu yang menyampaikan hasil test di ruang pengujian KECUALI seorang rekannya, ibu bertubuh tambun yang mungkin sedang memiliki masalah. Beliau benar-benar bukan pelayan masyarakat yang patut diteladani saat itu. 


Proses pendaftaran cukup sederhana, hanya menyiapkan selembar fotokopi ktp. Kemudian mengisi formulir dan membayar biaya 255.000,- di loket kasir. Waktu ujian tidak terjadwal, sistemnya walk-in. Mungkin karena jumlah peserta tidak banyak dan saya datang di hari Sabtu. Jasa fotokopi tersedia di ruangan sederhana di sebelah kantin. Penjaganya tidak kalah ramah dengan hampir semua staf yang saya temui. Biaya fotokopinya cukup 1000,-/lembar.

 
Ruang test-nya nyaman, AC-nya berfungsi dengan baik; dan saya juga coba-coba melihat ruang konsultasi yang kosong, rapi juga dan standar terpenuhi. Menurut saya penampilan luar gedung tidak terlalu merepresentasikan bagian-bagian tertentu. 


Selamam menanti hasil test, saya menunggu di dalam ruangan tersebut. Kenapa? karena paling nyaman menunggu disana dan kebetulan tidak ada yang sedang melangsungkan test setelah saya. 


Hasil test saya terima sekitar 1.5jam terhitung setelah saya menyerahkan lembar jawaban; agak lama mungkin karena petugas menunggu lembar jawaban seorang peserta yang juga test bersama saya. Bagaimana bentuk test-nya? cukup sederhana. Peserta hanya diminta menjawab apakah pernyataan dalam bentuk satu kalimat sederhana sesuai dengan dirinya (+) atau tidak(-). Jumlahnya ada 600 kalimat, cukup jawab apa adanya agar hasilnya konsisten; tidak mengada-ngada.




--- Jika tidak konsisten bagaimana? apakah harus re-take test? duh, mohon maaf saya tidak tahu bagaimana kebijakan RSJ Daerah (jl. raya gedong tataan KM 13) yang saya kunjungi ini. Tapi berdasarkan pengalaman teman saya di RSUD Tangerang, peserta diperbolehkan mengerjakan ulang tanpa harus membayar biaya tambahan. 





Berikut dokumentasi yang sempat terekam, for sure saya agak takut pergi kesana. Kenapa? suasana jalanannya seakan membawa saya pergi jauh keluar kota, saya takut nyasar apalagi badluck masuk jalan menuju jalur lintas sumatera :((





Itu foto ibu yang sedang "bermasalah"

Saat datang dari arah sebaliknya cukup mengkhawatirkan bagi saya



Semoga cukup informatif yaa~



Kamis, 10 Desember 2020

#WUR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,


--- mengulang memori, setiap kali ingin mengambil sesuatu di rak; kok rasanya selalu tinggi sekali untuk dijangkau~ padahal peruntukan designnya cukup untuk diraih tanpa bantuan tangga | satu seri ruangan lab bersambung (4 cluster) hanya tersedia 2 tangga kecil sekitar 60cm dan keberadaannya hampir mirip cerita misteri karena suka hilang saat dibutuhkan; naik kursi pun tidak aman karena beroda | benar-benar not asian friendly, hampir sama ceritanya dengan standar posisi kaca westafel tipikal toilet Belanda. SEKALIAN AJA SIMPAN DI LANGIT, dear meneeer! 😅



Sabtu, 28 November 2020

What a called Mama!


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,



Diskusi terkait anak sangatlah menarik, terkhusus tentang pendidikan mereka.



Jika ditanya berada dimana saya saat dihadapkan pada pilihan "anak sebelum 18th dididik jauh di luar rumah (mondok di suatu lembaga) vs. kids on everyday parents' eyes", saya akan senang hati berbaris di kumpulan orang tua dengan pilihan yang kedua.



--- Pilihan mondok bagi saya adalah opsi terakhir. Cukup berlaku bagi orang tua yang benar-benar memiliki keterbatasan memfasilitasi pendidikan mereka di rumah maupun dengan tambahan jangkauan lingkungan sekitar | Interaksi orangtua dan anak menjadi semakin berkurang jika anak harus mondok. Akan tiba saatnya nanti, mereka terikat kata "sibuk" dengan beragam urusan persiapan menjadi dewasa. Sebelum waktu itu tiba, manfaatkanlah kesempatan waktu bersama mereka dengan sebaik-baiknya.


Tidakkah kita merasa sayang jika kesempatan berinvestasi amalan jariyah berpindah tangan kepada guru di luar rumah? Kondisi dan kemampuan guru berbeda-beda. Sekalipun kita beruntung dipertemukan dengan satu-dua guru unggulan, berbagi keberadaan mereka pada siswa didik lainnya pun menjadi suatu yang pasti terjadi. Maka dari itu, penting sekali bagi orang tua terkhusus ibu untuk mampu membekali dirinya dengan beragam ilmu. Tak hanya ilmu pengetahuan dasar yang biasa diajarkan pada jenjang SD (better up to SMA) tetapi ilmu agama secara khusus. Kejarlah kesempatan mengajar shalat, mengaji, hingga adab sehari-hari. Berharap mendapat pahala jariyah seperti ulama kibar pada kondisi diri saat ini terasa mustahil tetapi untuk mengejar pahala jariyah dari anak sendiri rasanya lebih mampu diupayakan. Jangan sampai kita kehilangan kesempatan berinvestasi pada anak keturunan sendiri. Bagi saya, inilah hikmah utama diberi amanah berupa anak.


Tidak ada jaminan mudah. Pandai-pandailah memposisikan diri terhadap anak; tidak sedikit orang tua kesulitan mengajar anaknya sendiri walau mereka dikenal piawai mengajar beragam anak didik di luar rumah. Satu hal yang perlu diingat, jangan lupa selalu berdoa memohon pertolongan Allah Ta'ala. Pada saat pandemi seperti ini, Allah Ta'ala fasilitasi kita untuk lebih fokus mengejar kesempatan yang saya sampaikan diatas. Tak ada kata lain kecuali, bersyukur dengan sepenuh hati.






Terima kasih kepada ibu saya, yang telah memilih mendedikasikan sepenuh dirinya untuk saya dan keluarga. Menjadikan saya paham bahwa pendidikan seorang wanita amat sangat penting. Beliau menjadi contoh nyata di depan mata yang setiap saat bisa saya amati sepuas hati. Saya tidak perlu kesulitan untuk meraba-raba dalam mencari teladan. Alhamdulillah yaa Rabb, takdirmu yang mengariskan Beliau sebagai ibu saya sangatlah sempurna.

Senin, 23 November 2020

Tes Bebas Narkoba di Tangsel

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Mungkin kalian membutuhkan informasi terkait tes bebas narkoba di kawasan sekitar selatan Jabodetabek. Berikut ulasan singkatnya:


1. Klinik Tiga Mandiri di Cirendeu, Pondok Cabe
biaya: 300.000,-
kelebihan: waktu layanan lebih fleksible dimana kalian bisa akses hari Senin s/d Sabtu; maksimal sampai pukul 6.30 malam (berlaku selama masa COVID 19). *Jika kalian butuh surat keterangan sehat ada biaya tambahan lagi. Saat ditotal dengan tes bebas narkoba akan menjadi 400.000an betdasarkan informasi via telpon 021)74711292 pagi ini (24/11/2020).

2. RSUD Tangerang Selatan di Pamulang (230.000,- paket all in Narkoba + Kesehatan)
biaya: 180.000,-
kelebihan: biaya jauh lebih terjangkau; layanan ini tidak ditanggung BPJS kekurangan: hanya bisa diakses hari Senin s/d Kamis (layanan berakhir jam 3 sore), waktu proses di lab 2 jam lebih belum termasuk antrean pendaftaran loket administrasi + bertemu dokter + pembayaran kasir. Durasi waktu pengurusan total ditentukan banyaknya jumlah pasien yang dilayani di waktu tersebut. Saat relatif tidak ramai pasien, total waktu yang dibutuhkan mencapai 4 jam.
*** pembuatan surat keterangan kesehatan juga tersedia dengan pelayanan yang bisa sekaligus digabung dengan tes bebas narkoba; biayanya 50.000,- dan pendaftaran pasien baru tidak dikenai biaya.

3. Puskesmas di dekat Polsek Pamulang Timur
biaya: NA
Puskesmas tidak menyediakan layanan tes bebas narkoba; tetapi layanan untuk mendapatkan surat keterangan kesehatan masih bisa dilakukan disana dengan biaya yang tidak ditanggung BPJS (saya lupa bertanya terkait biaya ini).


Kesimpulan
Cukup mudah mengikuti alur pelayanan di RSUD Tangsel bagi pasien baru. Bagi yang sedang WFH biasa memanfaatkan pelayanan berikut. Ruang tunggu di dalam lab tergolong nyaman karena ruangan masih baru, lengang, dan AC berfungsi optimal dibanding seluruh ruangan RSUD yang dikunjungi untuk keperluan tes bebas narkoba + keterangan kesehatan ini.






Alurnya:
1. Di lobby utama Datang menuju mesin tiket auto-service yang dioperasikan petugas khusus. Kalian akan mendapatkan tiket antrean. Silakan menunggu sampai nomor antrean dan loket tujuan muncul di layar LCD.

2. Loket pendaftaran di lobby utama Menyerahkan 1 fotokopi KTP dan mengisi formulir data pendaftaran pasien baru. Setelahnya akan langsung diminta menuju loket kasir.

3. Loket Kasir Membayar 50.000,- untuk biaya administrasi + jasa fee konsultasi dokter MCU basic

4. Ruang MCU di Lt. 4 gedung lama Menyerahkan surat arahan dari loket pendaftaran dan 1 fotokopi KTP. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi kondisi fisik standar seperti membaca lembaran buklet tes buta warna, cek tensi, pengukuran berat + tinggi badan, dan pertanyaan singkat riwayat kesehatan. Hanya sekitar 3 menit di dalam ruangan, sangat kilat dan cocok bagi yang dikejar waktu. Kalian akan mendapat surat rujukan tes lab.

5. Loket Lab di gedung baru Menyerahkan surat rujukan tes lab dari dokter dan 1 fotokopi KTP. Selanjutnya, kalian akan diminta ke kasir untuk membayar biaya tes lab.

6. Loket Kasir Membayar 180.000,- dan tersedia ATM BRI di lt. 1 bagi yang lupa membawa uang tunai. Kalian akan mendapatkan kuitansi yang harus diserahkan ke loket Lab.

7. Loket Lab Menyerahkan kuitansi dan menunggu nama dipanggil untuk mendapat pengarahan pengambilan urin dan tabung sampel steril.

8. Toilet Lebih baik mendatangi toilet lt. 1 dekat ruangan dokter di bagian kanan loket pendaftaran di lobby utama dibanding toilet tempat wudhu yang diarahkan oleh petugas lab. Toilet lebih bersih dan luas walau tidak tersedia tisu.

9. Loket Lab Menyerahkan sampel urin dan menunggu lembaran hasil lab untuk dibawa ke ruang MCU.

10. Ruang MCU Menyerahkan hasil kepada dokter yang bertugas. Kalian akan mendapatkan surat-surat yang dibutuhkan terkait hasil tes bebas narkoba + surat keterangan kesehatan.

Kamis, 27 Oktober 2016

Jelang Akhir 2016


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Lama sekali tidak membuka blog ini.

Update terakhir, owner blog-nya sedang persiapan menghadapi exam setelah menjalani 6 minggu pertemuan untuk 2 mata kuliah. ***Terasa kurang menyenangkan dibanding moment menemukan secondhand keramik cantik di Toko Emmaus, Wageningen. Kombinasi jadwal pertemuan kelas yang singkat dengan materi kuliah yang amat padat menjadi tantangan tersendiri. Apalagi selama pengalaman kuliah di Indonesia maupun Malaysia, biasanya exam untuk keseluruhan mata kuliah diadakan dua kali per semester. Tidak ada waktu bersantai-santai di awal karena akan ada resiko besar yaitu ketertinggalan materi kuliah yang berat untuk dikejar dalam sisa waktu yang pendek. Tuntutan untuk kreatif mengolah informasi dengan cepat dan menyimpan segera dalam kepala sangat ditekankan.

Kembali terkait cuaca --- Walaupun sudah dikabarkan beberapa rekan terkait mudah bergantinya cuaca di Belanda (dalam satu hari bisa mendadak mendung lalu panas terik dan kembali mendadak hujan kemudian panas lagi dan terus berulang), tetapi belakangan ini cuaca lebih tidak stabil di bulan Oktober. Suasananya horor dan suram, waktu gelapnya semakin panjang. Ada yang menarik! Beberapa hari ini bangun tidur terasa sedang diatas awan (kebetulan tirai kamar jarang ditutup saking happy tinggal di bangunan yang paling tinggi dibanding bangunan sekitarnya; saat malam bisa lihat bintang, terkadang melihat kesibukan penghuni rumah hutan cemara, dan seringnya di luar jam kuliah juga bisa mengamati aktivitas orang-orang berolahraga di de bogerd).


Pokoknya kabutnya hari ini awet dan pekat; mirip awan yang terlihat saat terbang dengan pesawat. Sungguh pengalaman sederhana yang menarik!

Senin, 26 Januari 2015

Paspor Habis Masa Berlaku


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Cuti checked! Hari ini ceritanya nyantai banget pergi ke kantor Imigrasi Tangerang karena semua persyaratan udah saya urus via online di link imigrasi tepat dua minggu lalu sebelum hari jadwal kedatangan yang saya pilih di Selasa, 27 Januari 2015. Gampang banget deh! Terima kasih untuk sistem pemerintah yang kini semakin baik.

Semua persyaratan udah siap pokoknya, bayar 360rb via bank BNI udah (realnya 355rb+administrasi 5rb), print-print udah, termasuk foto kopi ktp di kertas ukuran A4 juga udah (ga diperbesar, cuma ga dipotong kecil aja; pengalaman dulu diminta seperti itu sama pihak imigrasi biar ga nyelip katanya).


Menurut saya, sekarang jauh lebih nyaman dalam pengurusan paspor di imigrasi. Ga kaya dulu di tahun 2011, informasi yang tersedia ga mudah diakses dan memusingkan untuk mengikuti alurnya! Hari pertama pun jadinya pulang dengan tangan hampa karena kehabisan nomer antrian. Jadinya, saya harus kembali lagi di hari berikutnya dengan pergi dari beres solat subuh untuk buru-buru ngantri. Besoknya dateng lagi buat foto dan wawancara, besoknya dateng lagi buat ambil paspor sekitar 2-3 minggu.

Beres urusan parkir yang lumayan susah (beda cerita kalo kalian jago parkir) lalu dilanjut dengan membuka map, tralaaaa.. ternyata nyampe sana paspor lamanya ketinggalan di rumah. Pas telepon ke rumah taunya jatuh di ruang tv ceritanya. Yaampun! okelah masih lumayan nyantai ceritanya cobaan belum seberapa, soalnya dikirain ilang dimana kan kalo begitu jadi lebih repot. Fokus.. fokus! Saya berusaha tenang dan memanfaatkan waktu untuk mengerjakan hal-hal yang bisa dilakukan dengan kondisi yang ada. Yang penting, kita coba masuk dulu buat ambil antrian khusus pengurusan online. Lanjut abis itu siap-siap ngebut pulang buat jemput paspor lama. Pas masuk ruangan happy bangetlah antrian saya cuma sedikit, padahal lumayan rame disana karena hampir semua tempat duduk penuh bahkan ada yang berdiri-diri. Belum banyak yang mendaftar secara online pada saat itu. Nyampe disana sekitar jam 10 pagi.

Masuk kantor imigrasi langsung aja menuju bagian informasi. Ga ada bayar apa-apa lagi, kalo dulu saya ada diminta beli map plus formulir, ga tau deh sekarang kalo ngurus ga online apakah masih harus beli atau gimana. Bapaknya pun ramah sekali dan sangat informatif, tinggal sebut "Daftar online, Pak!". Semua dokumen pun dicek setelah bilang juga kalo paspor ketinggalan. Abis itu iseng mastiin, "pak kalo masa berlakunya masih ada sekitar satu tahun ga apa kan diperpanjang?"

Yaaah, de sayang banget! ga bisa atuh. Mohon maaf yaa, uangnya ade pun hangus karena pengurusannya bukan dengan pihak imigrasi langsung. Kalo ada case khusus baru bisa kami bantu untuk diuruskan misalnya ade udah ada lampiran permintaan dari kedutaan terkait. Biasanya juga rentan waktu sekitar 6 bulan sebelum masa berlaku paspor habis. Ga apa yaa! itung-itung belajar. Udah bisa ngurus online udah bagus.

 Sekiaaan! semoga pengalaman saya ini tidak terulang pada kalian.

Sekali lagi.. Jangan mengajukan permohonan paspor untuk pengantian -habis berlaku jika belum benar-benar habis masa berlaku yaa!

Mungkin memang takdir saya nanti ngurus di KBRI negara tujuan. Niatnya padahal menghemat waktu dengan prepare disini; eh malah begini jadinya. Maka jalani saja takdirNya walau terkadang kita belum paham hikmahNya. Semoga bisa menjadi pelajaran yang bermanfaat buat semuanya :))