Sabtu, 28 November 2020

What a called Mama!


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,



Diskusi terkait anak sangatlah menarik, terkhusus tentang pendidikan mereka.



Jika ditanya berada dimana saya saat dihadapkan pada pilihan "anak sebelum 18th dididik jauh di luar rumah (mondok di suatu lembaga) vs. kids on everyday parents' eyes", saya akan senang hati berbaris di kumpulan orang tua dengan pilihan yang kedua.



--- Pilihan mondok bagi saya adalah opsi terakhir. Cukup berlaku bagi orang tua yang benar-benar memiliki keterbatasan memfasilitasi pendidikan mereka di rumah maupun dengan tambahan jangkauan lingkungan sekitar | Interaksi orangtua dan anak menjadi semakin berkurang jika anak harus mondok. Akan tiba saatnya nanti, mereka terikat kata "sibuk" dengan beragam urusan persiapan menjadi dewasa. Sebelum waktu itu tiba, manfaatkanlah kesempatan waktu bersama mereka dengan sebaik-baiknya.


Tidakkah kita merasa sayang jika kesempatan berinvestasi amalan jariyah berpindah tangan kepada guru di luar rumah? Kondisi dan kemampuan guru berbeda-beda. Sekalipun kita beruntung dipertemukan dengan satu-dua guru unggulan, berbagi keberadaan mereka pada siswa didik lainnya pun menjadi suatu yang pasti terjadi. Maka dari itu, penting sekali bagi orang tua terkhusus ibu untuk mampu membekali dirinya dengan beragam ilmu. Tak hanya ilmu pengetahuan dasar yang biasa diajarkan pada jenjang SD (better up to SMA) tetapi ilmu agama secara khusus. Kejarlah kesempatan mengajar shalat, mengaji, hingga adab sehari-hari. Berharap mendapat pahala jariyah seperti ulama kibar pada kondisi diri saat ini terasa mustahil tetapi untuk mengejar pahala jariyah dari anak sendiri rasanya lebih mampu diupayakan. Jangan sampai kita kehilangan kesempatan berinvestasi pada anak keturunan sendiri. Bagi saya, inilah hikmah utama diberi amanah berupa anak.


Tidak ada jaminan mudah. Pandai-pandailah memposisikan diri terhadap anak; tidak sedikit orang tua kesulitan mengajar anaknya sendiri walau mereka dikenal piawai mengajar beragam anak didik di luar rumah. Satu hal yang perlu diingat, jangan lupa selalu berdoa memohon pertolongan Allah Ta'ala. Pada saat pandemi seperti ini, Allah Ta'ala fasilitasi kita untuk lebih fokus mengejar kesempatan yang saya sampaikan diatas. Tak ada kata lain kecuali, bersyukur dengan sepenuh hati.






Terima kasih kepada ibu saya, yang telah memilih mendedikasikan sepenuh dirinya untuk saya dan keluarga. Menjadikan saya paham bahwa pendidikan seorang wanita amat sangat penting. Beliau menjadi contoh nyata di depan mata yang setiap saat bisa saya amati sepuas hati. Saya tidak perlu kesulitan untuk meraba-raba dalam mencari teladan. Alhamdulillah yaa Rabb, takdirmu yang mengariskan Beliau sebagai ibu saya sangatlah sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar